Kamis, 06 Oktober 2011

Bermimpilah, karena dia adalah harapan


Kamu hidup di dunia ini bagaikan seseorang yang sedang menempuh perjalanan. Entah disadari atau tidak, kamu pasti menuju akhir kehidupan ini. Jadi, pertanyaan sesungguhnya bagi kamu semua adalah apakah kamu mau memilih tujuan dan menempuh arah yang lurus atau membiarkan diri kamu hanyut terbawa arus (membiarkan orang lain menentukan di mana kamu akan berakhir). Namun, semua itu harus kamu sendiri yang memilih dan menentukan. Mau ke mana?
                Pertanyaan ini tidaklah mudah untuk di jawab. Masalahnya adalah terlalu banyak orang yang menjalani hidup tanpa tujuan yang jelas, misalnya dengan berdalih “saya, mah, mengalir seperti air saja, kemana arus membawa, kesitulah tujuanya”.
                Asal kamu tahu, air itu mengalir bukannya tanpa tujuan. Air mengalir dengan gerak terarah: menuju ke  muara atau menuju langit melalui penguapan. Jadi, pada kata “mengalir” ada arah tertentu yang menjadi pedoman oleh air dalam menetukan tujuan akhirnya.
                Bila hidup tanpa tujuan, kamu akan ditelan oleh tipuan gerak. Seakan-akan kamu bergerak, melakukan banyak aktivitas, padahal kamu tidak melakukan apa-apa. Mahasiswa biasanya sangat sibuk dengan ikut kegiatan ini dan itu, tanpa tujuan yang jelas dan semuanya itu tidak akan menghasilkan apa-apa.
                Ini persis seperti tikus di dalam roda. Ia berlari kencang sampai berkeringat dan kelelahan. Tapi kenyataannya, ia tetap saja berada di tempat yang sama. Nah, begitu juga kamu..., kalau kamu tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupmu, kamu hanya mendapatkan rasa capek dan mata nanar dalam setiap aktivitasmu, selebihnya kamu tak dapat apa-apa. Celakanya, saat kamu menyadari semua itu, waktu sudah berkurang, dan usia kamu semakin tua, akhirnya kamu pun mati penasaran. Iiih menakutkan..
                Sahabat, sukses adalah sebuah pencapaian, dari sebuah kombinasi antara tujuan, harapan dan gerak atau action. Kamu tak bisa tiba-tiba menjadi sukses ketika tiba di suatu tempat tertentu tanpa melakukan sesuatu. Untuk dapat melakukan perjalanan, tentu saja kamu butuh menentukan dulu titik akhirnya, atau tujuannya. Perlu diingat, kamu tidak mungkin memenuhi maksud dan mengembangkan potensimu bila tidak tahu ke arah mana kamu seharusnya menuju. Kamu perlu memperjelas tujuan hidupmu. Dengan kata lain, kamu perlu menemukan impianmu sendiri.
*****
                Perlu kamu ketahui, ternyata sebagian mahasiswa hidup tanpa impian. Kuliah... ya,  hanya sekedar kuliah. Kamu bisa lihat bagaimana kehidupan mereka yang tanpa impian. Memang kalau dilihat sepintas kehidupannya tampak menyenangkan, tak ada kerut di kening, tak ada masalah sama sekali. Pergi kuliah tanpa persiapan, pulang kuliah pun tanpa beban. Semuanya berjalan begitu enteng, tanpa ada beban apa-apa.
                Bila kamu termasuk golongan ini, segeralah bayangkan apa jadinya kamu 5 tahun ke depan. Coba kamu bayangkan ketika kamu selesai kuliah nanti dan kamu pulang ke rumah dengan gelar sarjana, namun kamu bingung apa yang bisa kamu buktikan kepada orang tua dan orang di sekitar kamu, bahwa kamu memang layak menjadi seorang sarjana. Kalau kamu tidak bisa melayakkan diri, bahwa kamu adalah seorang sarjana, kamu memang sudah kebangetan. Bayangkanlah ada banyak anak miskin yang tidak bisa sekolah sama sekali karena tak ada uang walaupun hanya Rp. 1.000,00; sedangkan kamu, untuk kuliah, menghabiskan sekian juta rupiah. Kalau kamu tidak bisa menjadi sesuatu, saya yang bingung: sebenarnya apa yang kamu lakukan selama ini?
                Makanya sebagai mahasiswa kamu kudu punya impian. Ya ... iya lah, mahasiswa gitu ..., kaum intelektual. Asal kamu tahu aja ya, sebagian mahasiswa mempunyai impian akan mendapat jodoh seperti kisah cinderela. Mereka berharap dapat menemukan pangeran yang sudi mencintai dirinya melalui sepatu yang tertinggal. Bagi yang pria, mereka ingin menemukan putri yang ditemani peri penuh mukjizat, yang mau menjadi pasangannya dengan satu kali pertemuan.
                Sebagian yang lain kuliah dengan tujuan yang labil. Mereka mungkin punya idealisme tertentu untuk menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa, agama, dan mertua. Namun, karena tujuannya terlalu lebar, mereka jadi kerepotan menentukan apa yang harus dilakukannya dan bingung menentukan mana kegiatan yang menjadi prioritasnya. Karena melihat teman-temannya pada ikut kegiatan ekstra tertentu..., ia pun bingung, kegiatan ekstra mana yang harus dimasukinya. Akhirnya, ia mendaftar menjadi anggota semua ekskul sehingga semua waktunya habis untuk mengunjungi semua kegiatan ekskul itu.
                Mungkin, kamu adalah mahasiswa yang memiliki tujuan dan mimpi yang begitu kuat. Kamu memiliki tujuan yang jelas dan karenanya menempuh perjalanan kuliah dengan cara-cara yang efektif dan efisien. Namun, jika kamu tidak hati-hati dan memiliki komitmen yang kuat, bisa saja kamu akan terbawa arus, karena begitu banyaknya mahasiswa lain di sekitar kamu yang hidupnya “tanpa tujuan”.
                Maka, sebaiknya kamu segera merumuskan impian-impian secara jelas. Tanpa impian yang jelas, kamu akan kebingungan menjalani kehidupan ini, dan bisa jadi kamu akan seperti mayat hidup,... ngerikan? Makanya, sekali lagi kamu harus segera merumuskan impianmu. Dengan impian tertentu, kamu tahu apa yang mesti kamu lakukan dan perjuangkan.
                Sahabat, impian adalah awal dari segalanya. Semua yang kita miliki bermula dari mimpi,“kalau saja ....” Tak pernah dibayangkan bahwa ada manusia yang tanpa mimpi, entah apa jadinya. Maka bermimpilah hai manusia, rumuskan mana keinginanmu yang paling kuat. Nah, agar kamu semakin yakin dalam merumuskan mimpi, berikut ini adalah uraian mengenai beberapa manfaat mimpi.
·      Impian memberi kita arah
                Pernahkah ada orang sukses yang tidak didahului oleh mimpi atau keinginan? Tak pernah bukan. Kita semua membutuhkan sesuatu yang akan kita tuju. Apa yang kita tuju, itulah impian. Impian dengan demikian dapat berfungsi sebagai kompas. Ia memberi kita arah ke mana kita akan melangkah. Melalui impian itu, kita bisa melangkah dan mengukur seberapa mundur atau pun maju kita dari impian itu. Tanpa impian, apa yang kita tuju itu mustahil untuk diperoleh.
·      Impian meningkatkan potensi
                Setelah melangkah dituntut oleh impian, kamu pun akan dikondisikan untuk meningkatkan potensi-potensi yang dapat mendukung tujuan itu. Mulanya, mungkin kamu tidak begitu berani melewati jalan yang belum pernah kamu tempuh, atau kamu belum begitu berani melintasi jalan yang gelap gulita. Namun karena ada keinginan kuat untuk sampai di ujung sana, kamu mengumpulkan keberanian untuk melewati jalan yang belum pernah kamu tempuh, atau jalan yang penuh dengan kegelapan itu. Bila kamu berhasil melewati ujian tersebut, satu potensimu telah muncul, yaitu berani.
                Bila kamu merasa tak memiliki potensi apa-apa, cobalah membuat sebuah mimpi. Melalui mimpi itu, kamu akan terdorong untuk melatih apa pun yang mungkin kamu miliki, walaupun sebenarnya tak ada seorang pun yang tanpa potensi. Semuanya sama ciptaan Tuhan yang Mahaadil. Jadi, pastilah pada semuanya diberikan potensi untuk menjadi seorang manusia yang hebat.
·      Impian membantu kita menentukan prioritas
                Kalau bermimpi ingin menjadi penyanyi, kamu akan lebih memilih latihan vokal ketimbang menonton film. Kalau kamu bermimpi menjadi bintang film, niscaya kamu akan memilih latihan akting ketimbang menonton realiti gosip di teve. Kalau kamu ingin jadi penulis, tentunya kamu akan banyak baca buku ketimbang menggosip.
                Ini jelas menunjukan bahwa melalui mimpi yang kuat, kamu bisa menentukan pilihan kamu. Jadi, bila kamu begitu plinplan, gampang menyerah pada keadaan; itu menandakan bahwa kamu benar-benar hidup tanpa mimpi.
·      Impian itu meramalkan masa depan
                Ini sebenarnya sudah jelas. Impian yang kamu upayakan dengan sangat sungguh-sungguh, niscaya akan menyusun masa depanmu. Masa depan kamu memang begantung pada mimpi yang kamu perjuangkan.
                Tanpa mimpi, kamu tak akan bisa bergerak. Ini berarti, kamu akan menetap pada masa sekarang. Padahal waktu terus berubah. Orangtua yang selama ini memberi kamu beasiswa, suatu ketika akan meninggal dunia. Kamu harus hidup sendirian, menanggung beban hidup dengan cara kamu sendiri. Dalam situasi seperti ini, apakah kamu akan tetap tidak bermimpi bagi masa depanmu?
                Bila kamu kebingungan menangkap makna mimpi, baiklah akan diperjelas. Mimpi adalah keinginan yang kuat, niat yang menjadi dasar dari tindakan, atau tindakan yang terarah.
                Niat sendiri dalam bahasa latin adalah intention atau melenturkan diri menuju. Kamu ada di sini dan ingin melenturkan diri menuju masa depan yang kamu tuju, itulah mimpi.
                Kamu harus mencoba merumuskan niatmu kuliah. Pertanyaan untuk kamu adalah mau dilenturkan ke mana dirimu saat ini? Kamulah yang memilih dan menentukan, apakah kamu mau menjadi seorang yang berharga di masa depan atau tidak menjadi apa-apa?
                Biasanya, mimpi dihadang oleh pikiran “kemustahilan”. Misalnya kamu berpikir mustahil untuk menjadi ini dan itu, “aku kan dari kampung, mana mungking ...” makanya kamu kudu percaya Allah, kemudian baru percaya diri. Ingat Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Karenanya, buang jauh-jauh pikiran seperti ini! Tak ada yang tak mungkin bagi orang yang berusaha.
                Cara membuat impian sangatlah sederhana. Gunakan imajinasimu, lalu bayangkanlah dirimu pada lima tahun ke depan: apa yang sedang kamu lakukan pada lima tahun ke depan itu? Bagaimana kehidupanmu dan penghargaan orang terhadap kamu? Dari bayangan masa depan itu, kembalilah ke masa sekarang. Apa yang perlu kamu lakukan agar mampu mencapai masa depan yang kamu impikan tersebut?
                Sesekali, cobalah berdiam sejenak. Tarik napas dengan tenang dan bayangkanlah masa depanmu dengan jujur. Seperti apakah masa depanmu itu? Namun, perlu kamu ingat, mimpi yang dimaksud bukanlah hanya angan-angan kosong, melainkan harus dikejar dan diperjuangkan. Jika kamu hanya berangan-angan belaka, tentu kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang kamu impikan. Rasul pun melarang kita berangan-angan.
Lalu bukankah mimpi dan angan-angan itu sama?
Perlu kamu ketahui, impian berbeda dengan angan-angan. Angan-angan tidak memerlukan tindakan, sedangkan impian membutuhkan perjuangan untuk menggapainya. Nah, jika kamu punya impian, tapi tanpa kamu tindak lanjuti berupa tindakan, maka itu akan hanya menjadi angan-angan belaka.
                Gimana, sudah menemukan impian kamu?
                Kalau kamu tidak terbiasa melakukan meditasi, kamu bisa melakukannya dengan menjawab tiga pertanyaan ini (Dikutip dari Stephen Covey, The 7 Habits of Highly Effective People, h. 35, Jakara: Bina Rupa Aksara, 1997).
1.       Apakah yang ingin kamu miliki (to have) dalam hidup?
2.       Bila telah memilikinya, apa yang ingin kamu lakukan (do) dalam hidupmu?
3.       Ingin menjadi manusia seperti apa kamu kelak (be)?
                Misalnya, kamu bisa menjawab bahwa kamu ingin memiliki banyak uang dalam hidup ini. Setelah punya uang, kamu mau apa? Kamu mau membeli banyak barang mewah. Setelah itu, apa lagi? Membahagiakan kedua orangtua dan keluarga tercintamu. Terus apa lagi? ... setelah semua apalagi itu kamu jawab, kini jawablah pertanyaan terakhir, ingin menjadi manusia seperti apa kamu kelak? Pertanyaan terakhir ini penting, karena untuk merealisasikan keinginanmu yang pertama dan ke dua, kamu perlu menemukan jawaban dari pertanyaan yang terakhir (ke tiga) tersebut.
Bila kamu masih juga susah merumuskan impianmu sendiri, luangkanlah waktu sebentar untuk menjawab pertanyaan berikut ini yang saya ambil dari buku ”Nggak Sekedar Ngampus” karya Bambang Q-Anees. Kamu tidak perlu mempersiapkan diri untuk susah-susah belajar ..., misal seperti kursus, apa lagi nyontek, dan lebih berbahaya lagi mepersiapkan uang buat nyogok agar kamu bisa menjawab..., udah kaya pejabat aja. Kamu santai aja, ini bukan ujian yang membutuhkan nilai besar. Ini adalah ujian kejujuran  kamu tentang diri kamu sendiri. Kamu bisa saja menuliskan jawaban yang bagus-bagus; tapi percayalah, menipu diri itu lebih merugikan bagi diri kamu sendiri.
Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang perlu kamu jawab:

A.   MASA LALU SAYA. Tidak ada impian yang tumbuh dari kepasifanmu. Ia tumbuh dari kehidupanmu sendiri. Pada dirimu terdapat sejumlah potensi yang menjadi modal untuk menumbuhkan impian. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk melihat bagaimana kamu telah dipersiapkan.
1.       Apa sajakah bakat terbesar saya?
2.       Apakah kekuatan karakter saya yang terbesar?
3.       Apa kata orang yang tidak mempunyai kepentingan tentang kepandaian saya?
4.       Seluruh masa lalu pastilah mempersiapkan saya menjadi sesuatu. Berdasarkan pada pengalaman masa lalu, kira-kira saya ini lebih tepat melakukan apa?
5.       Kegiatan apakah yang membuat saya begitu bersemangat dan secara senang hati melakukankannya walaupun secara Cuma-Cuma?
6.       Apakah kegiatan tersebut begitu pentingnya sehingga saya rela mati demi kegiatan tersebut?
B.      MASA SEKARANG. Ada orang yang merasa kecil hati ketika menemukan dirinya saat ini tidak seperti yang ia harapkan. Tapi, apa yang kini teralami menjadi modal terbesar bagi perumusan impian.
1.       Apa sajakah modal hidup yang saya miliki sekarang? (termasuk waktu, uang, sumber daya manusia, peluang, dan sebagainya)
2.       Keadaan apa sajakah yang sekarang ini dapat saya ubah secara positif agar saya dapat memiliki banyak modal hidup atau mimiliki peluang yang besar?
3.       Apakah yang saya miliki saat ini ada yang unik? Misalnya, tempat tinggal, tempat saya dalam sejarah, tempat saya sekarang kuliah, orang-orang yang saya kenal.
C.   MASA DEPAN. Berdasarkan masa lalu (penemuan modal dasar), lalu digabungkan dengan masa kini (penemuan peluang); kamu bisa menyusun masa depan. Nah, sekaranglah saatnya kamu bertanya pada diri sendiri. Seandainya saya bisa menjadi apapun, ingin menjadi apakah saya?
Tunggu apa lagi, rumuskan segara impianmu! Ingat ...“Hidup kamu ditentukan tidak sebanyak apa yang disediakan Allah untuk kamu, namun perhatian, sikap dan kesungguhan kamu akan sangat menentukan seberapa banyak yang akan kamu dapatkan di kehidupan ini”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar